Kurikulum subjek akademis merupakan salah satu model kurikulum yang paling tua, yang banyak digunakan di berbagai negara.Sesuai dengan namanya, kurikulum model ini sangat mengutamakan isi(subject matter). Isi kurikulum merupakan kumpulan dari bahan ajar atau rencana pembelajaran. Tingkat pencapaian/penguasaan peserta didik terhadap materi merupakan ukuran utama dalam menilai keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu,penguasaan materi sebanyak-banyaknya merupakan salah satu hal yang diprioritaskan dalam kegiatan belajar mengajar oleh guru yang menggunakan kurikulum jenis ini
Ditinjau dari isinya, Sukmadinata (2005:84) mengklasifikasikan kurikulum model ini menjadi empat kelompok besar.
1. Correlated curriculum.
Kurikulum ini menekankan pentingnya hubungan antara organisasi materi atau konsep yang dipelajari dari suatu pelajaran dengan pelajaran lain, tanpa menghilangkan perbedaan esensial dari setiap mata pelajaran. Dengan menghubungkan beberapa bahan tersebut, cakupan ruang lingkup materi semakin luas. Kurikulum ini didesain berdasarkan pada konsep pedagogis dan psikologis yang dipelopori oleh Herbart dengan teori asosiasi yang menekankan pada dua hal, yaitu konsentrasi dan korelasi (Ahmad:1998,131).
2. Unified atau concentrated curriculum
Sesuai dengan namanya, kurikulum jenis ini sangat kental dengan disiplin ilmu. Setiap disiplin ilmu dibangun dari berbagai macam tema pelajaran. Pola organisasi bahan dalam suatu pelajaran di susun dalam tema-tema pelajaran tertentu.Salah satu aplikasi kurikulum jenis ini terdapat pada pembelajaran yang sifatnyatematik.
3. Integrated curriculum
Pola organisasi kurikulum ini memperlihatkan warna disiplin ilmu. Bahan ajar diintegrasikan menjadi satu keseluruhan yang disajikan dalam bentuk satuan unit. Dalam satu unit terdapat hubungan antarpelajaran serta berbagai kegiatan siswa.Dengan keterpaduan bahan pelajaran tersebut diharapkan siswa mempunyai pemahaman suatu materi secara utuh. Oleh karena itu, inti yang diajarkan kepada siswa harus memenuhi kebutuhan hidup di lingkungan masyarakat. Ahmad (1998, 39) menyampaikan ciri-ciri kurikulum ini sebagai berikut.
a. Unit haruslah meruapakan satu kesatuan yang bulat dari seluruh bahan pelajaran.
b. Unit didasarkan pada kebutuhan anak, baik yang pribadi maupun sosial serta yang bersifat jasmani maupun rohani.
c. Unit memuat kegiatan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
d. Unit memberikan motivasi sehingga anak dapat berkreasi.
e. Pelaksanaan unit sering memerlukan waktu yang cukup lama. Hal ini disebabkan percobaan atau perolehan pengalaman yang membutuhkan waktu lama.
4. Problem solving curriculum, yang berisi pemecahan masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan pengetahuan serta keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Pada kurikulum model ini, guru cenderung lebih banyak dimaknai sebagai
seseorang yang harus ”digugu” dan ”ditiru”. Menurut Idi (2007:126), ada empat cara dalam menyajikan pelajaran dari kurikulum model subjek akademis.
1. Materi disampaikan secara hierarkhi naik, yaitu materi disampaikan dari yang lebih mudah hingga ke materi yang lebih sulit.
2. Penyajian dilakukan berdasarkan prasyarat.
3. Pendekatan yang digunakan cenderung induktif, yaitu disampaikan dari hal-hal yang bersifat umum menuju kepada bagian-bagian yang lebih spesifik.
4. Urutan penyajian bersifat kronologis.
Kurikulum ini bersumber pada pendidikan klasik. Konsep pendidikan ini bertolak dari asumsi bahwa seluruh warisan budaya, yaitu pengetahuan, ide-ide, atau nilai-nilai telah ditemukan oleh para pemikir terdahulu. Pendidikan berfungsi untuk memelihara, mengawetkan dan meneruskan budaya tersebut kepada generasi berikutnya, sehingga kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Oleh karenanya kurikulum ini lebih bersifat intelektual.
Chamsijatin,Lise,dkk.2008.Pengembangan Kurikulum SD.Jakarta:Dirjen Dikti Depdiknas
Sukmadinata, Nana Saodih. 2004. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
kenapa ya tiap org nulis di blog slalu saja mengutip tapi sumber nya tidak pnh ditulis??
BalasHapus